Rabu, 09 April 2008

Duniaku Yang Hilang,,

Amanah

Amanah adalah rasa tanggung jawab seseorang terhadap segala sesuatu yang diserahkan kepadanya. Amanah merupakan sifat penting yang patut dimiliki dan dipertahankan oleh setiap individu. Kehilangan atau kekurangan sifat ini menyebabkan memburuknya suasana kehidupan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim Rasulullah SAW pernah bersabda: "Apabila amanat telah disia-siakan, maka tunggulah datangnya kebinasaan." Seorang sahabat bertanya, "Bagaimana orang menyia-nyiakan amanat itu, ya Rasulallah". Jawab Rasulullah, “ Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, tunggulah kehancurannya.”

Setiap individu mempunyai amanah kepemimpinan yang akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat nanti. Setiap kamu adalah prmimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggung jawabannya atas kepemimpinanmu. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin bagi anak-anaknya. Setiap individu adalah pemimpin bagi dirinya.

Amanah adalah modal awal yang harus dimilki setiap orang yang ingin sukses dalam kehidupan. Rasulullah SAW sebelum diangkat menjadi Nabi sudah terkenal sebagai al Amin, yang dapat dipercaya. Sehingga dalam waktu 22 tahun ia berhasil menyebarkan agama ini di seluruh semenanjung jazirah Arab. Amanah jualah yang merubah nasib nabi Yusuf dari tahanan menjadi pembesar kerajaan. (QS.Yusuf:54)

Amanah akan dapat terlaksana dengan maksimal apabila ditopang oleh dua unsur penting. Pertama, adanya rasa tanggungjawab yang tinggi dari pihak yang diberi amanah untuk melaksanakan tugas-tugas amanah tersebut. Sejauh mana rasa tanggungjawab inilah yang akan menentukan kedudukan seseorang dimata orang yang memberikan amanah. Jika pemimpin mempunyai tanggung jawab yang tinggi insya Allah rakyat akan mendukung kinerjanya. Akan tetapi bila kehidupan pemimpin malah mengundang kecurigaan, maka jangan menyalahkan rakyat, kalau mereka unjuk rasa di jalan-jalan.

Kedua, adanya komitmen dari pihak yang memberikan amanah kepada pihak yang diserahi amanah. Sebagai rakyat harus mempunyai komitmen untuk sam’an wa tha’atan terhadap kinerja pemimpin. Akan tetapi makna sam’an wa tha’atan di sini tidak berarti menutup pintu nasihat. Kritik dan saran yang membangun harus ada selama tujuan nasihat itu untuk kemajuan bersama dan disampaikan dengan cara yang bijaksana.

Kehilangan atau kekurangan sifat ini menyebabkan memburuknya suasana kehidupan. Pemimpin yang kurang amanah akan menimbulkan kecurigaan rakyat. Rakyat yang tidak amanah juga akan mengacau pemerintahan. Yang penting dirinya mendapatkan keuntungan, meskipun negara harus menanggung kerugian. Demonstrasi yang terjadi dewasa ini adalah akibat dari menipisnya semangat amanah ini, baik dari pemimpin maupun rakyat. Semakin tinggi nilai amanah ditegakkan maka akan semakin cepat kita meraih kejayaan. (25/1/07)

Tidak ada komentar: